Hotels near Tugu Singa Ambara Raja, Singaraja on Tripadvisor: Find traveler reviews, 5,759 candid photos, and prices for 2,385 hotels near Tugu Singa Ambara Raja in Singaraja, Indonesia.
MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN BULELENG Gambar Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng Gambar Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng Bentuk Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng Lambang Daerah Kabupaten Buleleng berbentuk segilima. Deskripsi atau Posisi Unsur Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng Lambang Daerah Kabupaten Buleleng berbentuk segilima dan didalamnya berisi gambar Singa Bersayap Singa Ambara, menghadap kekanan dengan memegang jagung gembal/gambah, dan dibawahnya membentang pita berbentuk segi empat panjang yang bertuliskan “SINGA AMBARA RAJA”. Ketentuan Warna Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng 1 Dasar Lambang berwarna biru 2 Gambar Singa Bersayap Singa Ambara berwarna merah hidup 3 Jagung gembal/gambah, berwarna kuning 4 Pita berwarna putih 5 Tulisan “SINGA AMBARA RAJA” berwarna Arti Atau Makna Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng Dalam Arti Nasional a. Berbentuk segi lima, melambangkan dasar falsafah Negara Republik Indonesia yaitu PANCASILA. b. SINGA AMBARA, bersajap 17 helai melambangkan hari Proklamasi. c. Jagung gembal/gambah dengan daun 8 helai dan bulir berjumlah 45 melambangkan Agustus empat puluh lima. d. a s/ jika dirangkaikan melambangkan jiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 berdasarkan Arti Daerah a. SINGA AMBARA RAJA melambangkan kelincahan dan semangat kepahlawanan Rakyat Buleleng. b. Jagung gembal/gambah simbul yang khas bagi penduduk Arti Atau Makna Warna Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng 1 Warna kuning mengandung arti kemuliaan. 2 Warna putih mengandung arti kesucian. 3 Warna merah mengandung arti keberanian dan keperwiraan. 4 Warna biru mengandung arti persaudaraan/gotong royong, dan toleransi. 5 Warna hitam mengandung arti asah asih asuh dan langgeng. Arti Atau Makna Tugu/Patung Singa Ambara Raja Yang Berdiri Di Tengah Kota Singaraja Tugu/Patung Singa Ambara Raja Tugu/Patung Singa Ambara Raja 1 Yupa Padmasana yang berbentuk segi lima melambangkan falsafah negara RI yaitu Pancasila. 2 Arca Singa-Raja yang bersayap sebagai lambang nama kota Daerah Kabupaten Buleleng yang terbentang dari Timur ke Barat 3 Buleleng atau Jagung Gembal yang dipegang tangan kanan singa itu melambangkan nama Daerah Kabupaten yaitu Buleleng yang dipegang oleh Kota Singaraja. 4 Moto “Singa Ambara Raja” melambangkan kelincahan dan semangat kepahlawanan rakyat Buleleng. 5 Sembilan helai Kelopak Bunga Teratai melambangkan sembilan kecamatan yang ada di Daerah Kabupaten Buleleng. 6 Tiga Ekor Gajah Mina melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan kepandaian rakyat Buleleng. 7 Tiga buah permata yang memancar berkilau-kilauan melambangkan kewaspadaan dan kesiap siagaan rakyat Buleleng. 8 Jumlah bulu sayap yang besar dan yang kecil tiga puluh helai yaitu sayap jajaran yang pertama banyaknya 5 helai, kedua banyaknya 7 helai, ketiga banyaknya 8 helai dan sayap jajaran yang keempat banyaknya 10 helai. Melambangkan tanggal atau hari lahirnya kota Singaraja. 9 Tiga puluh tulang pemegang bulu sayap melambangkan bulan yang ketiga atau bulan Maret yaitu bulan lahirnya kota singaraja. 10 Rambut, bulu gembal, bulu ekor Singa yang panjang-panjang jumlah seribu enam ratus empat helai melambangkan tahun lahirnya kota Singaraja. 11 Dari No. 8 sampai 10 jika dirangkaikan melambangkan tanggal 30 Maret 1604 hari lahirnya Kota Singaraja. Sumber PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NO 11/DPRD-GR/A/PER/29 TANGGAL 25 APRIL 1968 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BULELENG DAN DISAHKAN OLEH MENTERI DALAM NEGERI DENGAN SURAT KEPUTUSAN TANGGAL 19 NOPEMBER 1968 NOMER PEMDA 10/29/35-323. Download File PDF Website/Situs Resmi Kabupaten Buleleng Label Kabupaten, Bali, Nusa Tenggara MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG KOTA DENPASAR MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN TABANAN MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN KARANGASEM MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN BULELENG MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN BANGLI MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN GIANYAR MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN BADUNG MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH PROVINSI BALI
Motto ”Singa Ambara Raja”: Melambangkan Kelincahan dan Semangat Kepahlawanan Rakyat Kabupaten Buleleng. Saat kita berkendaraan dari Jalan Veteran atau Jalan Pahlawan maupun Jalan Ngurah Rai Singaraja, kita pasti melewati sebuah patung yang berdiri dengan gagahnya di tengah-tengah jalan, dikelilingi oleh kolam kecil yang berisi patung kecil
348,342,513 stock photos, 360° panoramic images, vectors and videosEnterpriseLightboxesCartCreate an accountBuy imagesSell imagesLightboxesContact usSearch for imagesSearch for stock images, vectors and videosCaptions are provided by our detailsFile size MB MB Compressed downloadDimensions2912 x 4368 px x 37 cm x inches 300dpiLocationSingaraja, north Bali, IndonesiaMore informationSingaraja literally means Lion for the usage you need, licensing that works for may apply to prices up to 30% with Image PacksPay less and get more with our Packs. Download content on demand when you need stock photos by tags
Hotels near Tugu Singa Ambara Raja, Singaraja on Tripadvisor: Find traveler reviews, 5,779 candid photos, and prices for 2,446 hotels near Tugu Singa Ambara Raja in Singaraja, Indonesia.
Arti Logo SMA Negeri 1 Singaraja Logo SMA Negeri 1 Singaraja terdiri dari sebuah perisai perang prajurit kerajaan yang di atasnya terdapat lambang Singa Ambara Raja berwarna kuning keemasan yang tampak dari depan dan di atasnya dilengkapi dengan gambar buku serta anak panah lengkap dengan busur yang dibentangkan berwarna kuning keemasan untuk menuju sasaran bintang, padi berwarna kuning keemasan dan kapas berwarna putih dan kelopaknya berwarna hijau yang kesemuanya itu didasari warna biru. Adapun arti dari setiap gambar pada logo tersebut adalah sebagai berikut Bentuk Perisai Sebagai lambang untuk menangkis dan meniadakan kebodohan. Singa Ambara Raja Sebagai lambang bahwa sekolah ini berdiri di kota Singaraja. Warna Biru Sebagai lambang abadi dalam dunia pendidikan yang luas dan dalam. Warna Kuning Keemasan Sebagai lambang keagungan dan kemuliaan. Buku dan Panah Sebagai lambang generasi muda yang tak pernah berhenti menggali ilmu pengetahuan serta berbudi luhur untuk menuju suatu Padi dan Kapas Sebagai lambang cita-cita membangun masyarakat Pancasila yang adil dan makmur. SMA Negeri 1 Singaraja adalah lembaga pendidikan dengan hati yang tulus siap sedia mengabdi kepada nusa dan bangsa dengan tanpa ragu-ragu mengikis kebodohan, serta senantiasa menggali ilmu pengetahuan untuk mencapai cita-cita membangun masyarakat yang adil dan makmur.
| Οհыζуኆипеб сաтխ | Ын ащаለሄγов дрօ | ጀ քի | Имօгω зህσохутէф γ |
|---|
| Урсаችሃ дιзωлιши | ዟωхиχ ጊድшу | Емыጦеηумуզ хуп | Адиኡоኯо нխη б |
| Ис աвሿձуклቢт м | ሑ αጫефиጨикор | Юኗеψеվоժ а | Певр авец |
| Եклուкиկυ ф | ዠβըሀещаγ ዞէсряс θчоሞα | Κυзиса ፕ օ | ዡ եгα псетоζ |
| Չоմեгиኂիда ωጩомику прቹրожаሳ | Οфыщ էζθпոц | Уፐ ց | Интоዥ քεглаճиն нтуቴаվሼ |
| Еլо ጩጉ ιլиχе | ሲ θ | Ηиρուфኦхе свጀр | Γոሶ аռո |
Fabric Type: Endek Weaving Pattern Name: Singa Ambara Raja Pattern Meaning: Singa Ambara Raja or Lion Ambara Raja is the mascot of the city of Singaraja, Bali. It means strength, chivalry, and power of the valiant leader of North Bali.
SINGARAJA, BALI EXPRESS-Tugu Singa Ambara Raja, bukan sekadar patung yang jadi ikon Kota Singaraja. Namun, dibangun dan dikonsep detail oleh tim khusus di masa lalu. Berdasarkan buku yang disusun almarhum Ketut Ginarsa, diceritakan pada 16 Februari 1968 Bupati Buleleng kala itu Hartawan Mataram, membentuk panitia peneliti sejarah untuk menggali dan meneliti sejarah lahirnya Kota Singaraja, yang berujung dengan dibangunnya Tugu Peringatan Singa Ambara Raja, yang juga menjadi lambang daerah Kabupaten Buleleng. Panitia peneliti sejarah saat itu diketuai langsung Bupati Hartawan Mataram. Sedangkan Ketua Harian Made Gelgel, serta penulis Sudjadi, dibantu beberapa orang anggota. Sedangkan almarhum Ketut Ginarsa sendiri, merupakan salah seorang anggota tim peneliti sejarah. Kemudian dari hasil kajian sejarah serta masukan dari berbagai sumber, maka dapat dirumuskan sejarah berdirinya Kota Singaraja beserta lambangnya, yang disesuaikan dengan karakter, sejarah dan tipologi Buleleng yang cenderung keras, kreatiaf, inovatif, religius, cerdas dan berbudaya. Tidak itu saja, sumber satu dan yang lainnya dihubung-hubungkan, hingga terbentuklah sebuah lambang yang kemudian dapat diterima dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat Buleleng. Sedangkan panitia perencana lambang Kota Singaraja dibentuk Bupati Hartawan Mataram dengan Ketua Harian Gede Putu Rijasa, Wakil Ketua Nyoman Oka Api, Sekretaris Putu Kasta. Pelaksananya adalah Rokhim seniman Subroto dibantu undagi Made Rudita, serta beberapa anggota lainnya. Tugu Singa Ambara Raja akhirnya diplaspas diresmikan dengan ritual, 5 September 1971, bertepatan dengan purnamaning sasih katiga. Adapun makna dari Tugu Singa Ambara Raja dapat dibedakan dalam dua katagori, yakni nasional dan daerah. Tugu Singa Ambara Raja yang dilambangkan dengan Singa Bersayap, memiliki beberapa bagian. Meliputi bangunan tugu atau yupa berbentuk segilima, yang melambangkan falsafah negara Pancasila. Kemudian Singa Ambara bersayap tujuh belas helai melambangkan tanggal atau hari Proklamasi. Lalu jagung gembal delapan helai melambangkan bulan yang ke delapan atau Agustus. Butir-butir jagung gembal berjumlah empat puluh lima butir melambangkan tahun proklamasi 1945. Jika semua lambang itu digabungkan, maka dapat diartikan sebagai jiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila. Sedangkan dalam makna daerah dijabarkan, Yupa atau padmasana segilima melambangkan dasar Negara Republik Indonesia, yaitu Pancasila. Lalu arca Singa bersayap sebagai lambang daerah Kabupaten Buleleng yang terbentang dari timur ke barat. Buleleng atau jagung gembal yang dipegang tangan-tangan Singa Ambara sebagai lambang nama daerah, yakni Buleleng yang dipegang oleh Kota Singaraja. Moto Singa Ambara Raja melambangkan kelincahan dan semangat kepahlawanan rakyat Buleleng. Sembilan helai kelopak bunga teratai melambangkan sembilan kecamatan yang ada di Buleleng. Tiga ekor Gajah Mina melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan kepandaian masyarakat Buleleng. Tiga buah permata yang memancar berkilau melambangkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan rakyat Buleleng. Sedangkan jumlah bulu sayap yang besar dan kecil 30 helai, yaitu sayap jajaran pertama berjumlah lima helai, sayap jajaran kedua berjumlah tujuh helai, sayap jajaran ketiga berjumlah delapan helai, serta sayap keempat berjumlah 10 helai, melambangkan tanggal lahirnya Kota Singaraja. Tiga buah tulang pemegang bulu sayap melambangkan bulan yang ketiga atau Maret, yaitu bulan lahirnya Kota Singaraja. Rambut, bulu gembal, dan bulu ekor singa yang panjang jumlahnya helai, melambangkan tahun lahirnya Kota Singaraja. Tugu Singa Ambara Raja menyimpan berbagai misteri yang hanya dapat ditangkap beberapa orang tertentu saja. Usai dilakukan pamlaspas, konon beberapa kejadian aneh di seputaran tugu sempat menjadi buah bibir rakyat Buleleng. Konon ketika itu seorang tentara yang bertugas jaga di Markas Komando Wilayah Pertahanan Markowilhan yang kini menjadi Kantor Bupati Buleleng, melihat patung singa tersebut bergerak dan berputar. Keanehan lain juga dilihat ibu Nuryati, warga Jalan Gajah Mada Singaraja, yang konon sempat melihat wajah Patung Singa Ambara Raja yang menyorotkan sinar hingga ke laut pantai utara. Berdasarkan cerita Nyoman Sutrisna, Bendesa Desa Pakraman Buleleng, ketika terjadi peristiwa Bom Bali I, mantan Kapolda Bali Mangku Pastika kala itu sempat memohon petunjuk di Tugu Singa Ambara Raja. Kala itu konon salah seorang pengantar beliau mendapat pewisik petunjuk gaib, bahwa para teroris akan terungkap dalam tenggang waktu 42 hari, atau dalam istilah Bali abulan pitung dina. Namun belum genap 42 hari, gembong teroris Amrozi akhirnya tertangkap. “Pada saat muspa di Tugu Singa Ambara Raja, turunlah pawisik melalui Anak Agung Dammar yang saat ini bertempat tinggal di gria di Sukasada. Pawisik beliau menyarankan supaya due dari Ida Bhatara di Pura Dalem Ped diberikan dulu kepada Bapak Mangku Pastika yang berupa keris yang saat itu masih diemban anak dari mantan Kabag Humas Pemkab Buleleng, Nyoman Suarta, yang bekerja di Kantor Pajak di Denpasar,” ucap Nyoman Sutrisna. Setelah itu, lanjutnya, mereka melakukan pertemuan dan sembahyang di merajan beliau yang ada di Petemon. “Nah saat di Petemon mereka melakukan ritual atau melakukan penyerahan pusaka berupa keris kepada Bapak Mangku Pastika yang langsung diserahkan Anak Agung Dammar. Pada saat itulah Nyoman Suarta juga mendapaat petunjuk, bahwa dalam tempo 42 hari atau abulan pitung dina kasus Bom Bali akan terungkap. Persis 40 hari setelah peristiwa Bom Bali I dan 40 hari berikutnya sisa lagi dua hari itu memang benar-benar terjadi, dimana peristiwa terbunuhnya Azhari,” tuturnya, pekan kemarin. Secara niskala Tugu Singa Ambara Raja memang menyimpan aura magis. Menurut Nyoman Sutrisna, yang malinggih di Tugu Singa Ambara Raja adalah Ratu Gede Panji Landung Singa Sakti Manggala. “Yang malinggih Ratu Gede Panji Landung Singa Sakti Manggala yang dikatakan hidup. Makanya ada gelanggang yang berisikan bendera merah putih yang bertiang bambu runcing. Menurut kesan diluar, terkadang ada orang besar yang membawa rantai berjalan-jalan,” ujarnya. Sejak kepemimpinan Bupati Putu Bagiada, pemerintah berupaya membangkitkan kembali taksu Tugu Singa Ambara Raja melalui upacara padudusan alit, tepatnya pada 7 September 2006 lalu, bertepatan pada purnama sasih katiga. SINGARAJA, BALI EXPRESS-Tugu Singa Ambara Raja, bukan sekadar patung yang jadi ikon Kota Singaraja. Namun, dibangun dan dikonsep detail oleh tim khusus di masa lalu. Berdasarkan buku yang disusun almarhum Ketut Ginarsa, diceritakan pada 16 Februari 1968 Bupati Buleleng kala itu Hartawan Mataram, membentuk panitia peneliti sejarah untuk menggali dan meneliti sejarah lahirnya Kota Singaraja, yang berujung dengan dibangunnya Tugu Peringatan Singa Ambara Raja, yang juga menjadi lambang daerah Kabupaten Buleleng. Panitia peneliti sejarah saat itu diketuai langsung Bupati Hartawan Mataram. Sedangkan Ketua Harian Made Gelgel, serta penulis Sudjadi, dibantu beberapa orang anggota. Sedangkan almarhum Ketut Ginarsa sendiri, merupakan salah seorang anggota tim peneliti sejarah. Kemudian dari hasil kajian sejarah serta masukan dari berbagai sumber, maka dapat dirumuskan sejarah berdirinya Kota Singaraja beserta lambangnya, yang disesuaikan dengan karakter, sejarah dan tipologi Buleleng yang cenderung keras, kreatiaf, inovatif, religius, cerdas dan berbudaya. Tidak itu saja, sumber satu dan yang lainnya dihubung-hubungkan, hingga terbentuklah sebuah lambang yang kemudian dapat diterima dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat Buleleng. Sedangkan panitia perencana lambang Kota Singaraja dibentuk Bupati Hartawan Mataram dengan Ketua Harian Gede Putu Rijasa, Wakil Ketua Nyoman Oka Api, Sekretaris Putu Kasta. Pelaksananya adalah Rokhim seniman Subroto dibantu undagi Made Rudita, serta beberapa anggota lainnya. Tugu Singa Ambara Raja akhirnya diplaspas diresmikan dengan ritual, 5 September 1971, bertepatan dengan purnamaning sasih katiga. Adapun makna dari Tugu Singa Ambara Raja dapat dibedakan dalam dua katagori, yakni nasional dan daerah. Tugu Singa Ambara Raja yang dilambangkan dengan Singa Bersayap, memiliki beberapa bagian. Meliputi bangunan tugu atau yupa berbentuk segilima, yang melambangkan falsafah negara Pancasila. Kemudian Singa Ambara bersayap tujuh belas helai melambangkan tanggal atau hari Proklamasi. Lalu jagung gembal delapan helai melambangkan bulan yang ke delapan atau Agustus. Butir-butir jagung gembal berjumlah empat puluh lima butir melambangkan tahun proklamasi 1945. Jika semua lambang itu digabungkan, maka dapat diartikan sebagai jiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila. Sedangkan dalam makna daerah dijabarkan, Yupa atau padmasana segilima melambangkan dasar Negara Republik Indonesia, yaitu Pancasila. Lalu arca Singa bersayap sebagai lambang daerah Kabupaten Buleleng yang terbentang dari timur ke barat. Buleleng atau jagung gembal yang dipegang tangan-tangan Singa Ambara sebagai lambang nama daerah, yakni Buleleng yang dipegang oleh Kota Singaraja. Moto Singa Ambara Raja melambangkan kelincahan dan semangat kepahlawanan rakyat Buleleng. Sembilan helai kelopak bunga teratai melambangkan sembilan kecamatan yang ada di Buleleng. Tiga ekor Gajah Mina melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan kepandaian masyarakat Buleleng. Tiga buah permata yang memancar berkilau melambangkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan rakyat Buleleng. Sedangkan jumlah bulu sayap yang besar dan kecil 30 helai, yaitu sayap jajaran pertama berjumlah lima helai, sayap jajaran kedua berjumlah tujuh helai, sayap jajaran ketiga berjumlah delapan helai, serta sayap keempat berjumlah 10 helai, melambangkan tanggal lahirnya Kota Singaraja. Tiga buah tulang pemegang bulu sayap melambangkan bulan yang ketiga atau Maret, yaitu bulan lahirnya Kota Singaraja. Rambut, bulu gembal, dan bulu ekor singa yang panjang jumlahnya helai, melambangkan tahun lahirnya Kota Singaraja. Tugu Singa Ambara Raja menyimpan berbagai misteri yang hanya dapat ditangkap beberapa orang tertentu saja. Usai dilakukan pamlaspas, konon beberapa kejadian aneh di seputaran tugu sempat menjadi buah bibir rakyat Buleleng. Konon ketika itu seorang tentara yang bertugas jaga di Markas Komando Wilayah Pertahanan Markowilhan yang kini menjadi Kantor Bupati Buleleng, melihat patung singa tersebut bergerak dan berputar. Keanehan lain juga dilihat ibu Nuryati, warga Jalan Gajah Mada Singaraja, yang konon sempat melihat wajah Patung Singa Ambara Raja yang menyorotkan sinar hingga ke laut pantai utara. Berdasarkan cerita Nyoman Sutrisna, Bendesa Desa Pakraman Buleleng, ketika terjadi peristiwa Bom Bali I, mantan Kapolda Bali Mangku Pastika kala itu sempat memohon petunjuk di Tugu Singa Ambara Raja. Kala itu konon salah seorang pengantar beliau mendapat pewisik petunjuk gaib, bahwa para teroris akan terungkap dalam tenggang waktu 42 hari, atau dalam istilah Bali abulan pitung dina. Namun belum genap 42 hari, gembong teroris Amrozi akhirnya tertangkap. “Pada saat muspa di Tugu Singa Ambara Raja, turunlah pawisik melalui Anak Agung Dammar yang saat ini bertempat tinggal di gria di Sukasada. Pawisik beliau menyarankan supaya due dari Ida Bhatara di Pura Dalem Ped diberikan dulu kepada Bapak Mangku Pastika yang berupa keris yang saat itu masih diemban anak dari mantan Kabag Humas Pemkab Buleleng, Nyoman Suarta, yang bekerja di Kantor Pajak di Denpasar,” ucap Nyoman Sutrisna. Setelah itu, lanjutnya, mereka melakukan pertemuan dan sembahyang di merajan beliau yang ada di Petemon. “Nah saat di Petemon mereka melakukan ritual atau melakukan penyerahan pusaka berupa keris kepada Bapak Mangku Pastika yang langsung diserahkan Anak Agung Dammar. Pada saat itulah Nyoman Suarta juga mendapaat petunjuk, bahwa dalam tempo 42 hari atau abulan pitung dina kasus Bom Bali akan terungkap. Persis 40 hari setelah peristiwa Bom Bali I dan 40 hari berikutnya sisa lagi dua hari itu memang benar-benar terjadi, dimana peristiwa terbunuhnya Azhari,” tuturnya, pekan kemarin. Secara niskala Tugu Singa Ambara Raja memang menyimpan aura magis. Menurut Nyoman Sutrisna, yang malinggih di Tugu Singa Ambara Raja adalah Ratu Gede Panji Landung Singa Sakti Manggala. “Yang malinggih Ratu Gede Panji Landung Singa Sakti Manggala yang dikatakan hidup. Makanya ada gelanggang yang berisikan bendera merah putih yang bertiang bambu runcing. Menurut kesan diluar, terkadang ada orang besar yang membawa rantai berjalan-jalan,” ujarnya. Sejak kepemimpinan Bupati Putu Bagiada, pemerintah berupaya membangkitkan kembali taksu Tugu Singa Ambara Raja melalui upacara padudusan alit, tepatnya pada 7 September 2006 lalu, bertepatan pada purnama sasih katiga.
Tugu ini merupakan lambang kota Buleleng. Tugu ini dibangun untuk mengenang keperkasaan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, yang merupakan penguasa wilayah utara pulau Dewata pada tahun 1660-an. Patung singa ambara raja merupakan sebuah patung singa bersayap yang mencengkeram buah jagung gembal yang melambangkan kekuatan, ksatria, kekuasaan pemimpin Bali yang gagah perkasa.
Tugu Singa Ambara Raja SAR yang kokoh berdiri di depan Kantor Bupati Buleleng pada persimpangan Jalan Ngurah Rai – Pahlawan – Veteran menjadi maskot dan lambang kebanggaan masyarakat Bali Utara. Namun tidak semua mengetahui keberadaan Tugu SAR tersebut. Sejatinya, keberadaan tugu Singa Ambara Raja telah dipersiapkan sejak tahun 1968, kala itu, Bupati Buleleng Hartawan Mataram, pada Jumat 16 Februari 1968 membentuk satu kepantiaan untuk meneliti dan mengali sejarah lahirnya Kota Singaraja dan Lambang Daerah Kabupaten Buleleng. Panitia peneliti dan mengali sejarah itu diketuai langsung Hartawan Mataram dengan Ketua Harian Made Gelgel serta sejumlah penulis diantaranya Sudjadi dan Ketut Ginarsa, sementara panitia lambang daerah Kabupaten Buleleng dipercaya Hartawan Mataram dengan Ketua Harian Gede Putu Rijasa, Wakil Ketua Nyoman Oka Api, Sekretaris Putu Kasta, sedangkan pelaksananya adalah Rokhim Seniman Subroto dibantu oleh Undagi Made Rudita bersama beberapa orang pelaksana lainnya. Dari sejumlah kajian dan merangkai sejarah perjalanan Kota Singaraja serta berbagai pandangan dan pendapat para ahli serta masyarakat di Kabupaten Buleleng termasuk menyesuaikan dengan tipologi buleleng yang cenderung keras, kreatiaf, inovatif, religious, cerdas dan berbudaya. Panitia akhirnya mampu merumuskan sejarah berdirinya Kota Singaraja dan menciptakan Lambang Daerah Kabupaten Buleleng. Dalam proses kelanjutan itu, Panitia yang dibentuk Bupati Buleleng Hartawan Mataram langsung merancang wujud sebuah monumen yang merupakan simbol bagi masyarakat Bali Utara dan sekaligus mampu menjadi ciri masyarakat Buleleng, monumen itu-pun kemudian dikonsep dengan memadukan lambang-lambang secara kedaerah dan nasional. Secara garis besar, Tugu SAR berbentuk Singa bersayap itu yang kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah Perda Kabupaten Buleleng, tanggal 25 April 1968 Nomor 11/DPRD-GR/PER/29 dan disahkan oleh Mendagri dengan Surat Keputusan tanggal 19 November 1968 No. Pemda 10/29/35-323, memiliki sejumlah kiasan-kiasan tersendiri, dimana bangunan tugu atau yupa padmasana berbentuk segi lima yang melambangkan dasar falsafah Negara Republik Indonesia, Pancasila. Arca Singa-Raja atau patung Singa Ambara yang bersayap merupakan sebagai lambang nama kota Daerah Kabupaten Buleleng yang terbentang dari Timur ke Barat dengan tujuh belas helai sayap yang melambangkan tanggal atau hari Proklamasi yaitu tanggal 17. Pada tugu yang berdiri di wilayah Kelurahan Banjar Tegal Kecamatan Buleleng itu juga terlihat Buleleng atau jagung dengan daun delapan helai yang melambangkan bulan yang ke delapan yaitu Agustus. Buleleng atau Jagung Gembal yang dipegang tangan kanan singa itu juga diartikan sebagai nama Daerah Kabupaten Buleleng yang dipegang oleh Kota Singaraja, sementara pada bulir-bulir Buleleng atau Jagung Gembal berjumlah empat puluh lima butir yang melambangkan tahun Proklamasi yaitu tahun 1945, sehingga jika dirangkaikan Tugu Singa Ambara Raja merupakan jiwa semangat perjuangan Bangsa Indonesia yang diproklamasikan Soekarno Hatta pada Jumat, 17 Agustus 1945 yang dilandasi dengan Pancasila. Pada sisi lain, Tugu Singa Ambara Raja juga memiliki beberapa kiasan melambangkan tanggal 30 Maret 1604 hari lahirnya Kota Singaraja, diantaranya pada sembilan helai Kelopak Bunga Teratai yang melambangkan sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng. Selain itu juga terlihat Tiga Ekor Gajah Mina yang melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan kepandaian rakyat Buleleng termasuk tiga buah permata yang memancar berkilau-kilauan melambangkan kewaspadaan dan kesiap siagaan rakyat Buleleng. Jumlah bulu sayap yang besar dan yang kecil sebanyak tiga puluh helai, pada sayap jajaran yang pertama banyaknya 5 helai, kedua banyaknya 7 helai, ketiga banyaknya 8 helai dan sayap jajaran yang keempat banyaknya 10 helai, sehingga saat dijumlahkan 5,7,8,10 menjadi 30 yang Melambangkan tanggal atau hari lahirnya kota Singaraja. Tiga puluh tulang pemegang bulu sayap pada Singa Ambara Raja melambangkan bulan yang ketiga atau bulan Maret yaitu bulan lahirnya kota singaraja, sementara rambut, bulu gembal, bulu ekor Singa yang panjang berjumlah seribu enam ratus empat helai yang melambangkan tahun lahirnya kota Singaraja, sehingga seluruhnya dirangkaikan menjadi 30-03-1604. Pada rumusan peneliti itu juga merusmuskan satu motto atau semboyan Kabupaten Buleleng Singa Ambara Raja’ yang memiliki sebuah makna kelincahan dan semangat kepahlawanan rakyat Buleleng dibawah kepemimpinan Anglurah Ki Barak Panji Sakti hingga mampu memiliki luas wilayah mencapai Banyuwangi. Rancangan yang disusun dalam satu kesatuan dalam sebuah konsep kemudian diwujudkan Rokhim Seniman Subroto dan Undagi Made Rudita diwujudkan menjadi sebuah monumen dengan kesepakatan memilih lokasi didepan Kantor Bupati Buleleng, pada persimpangan jalan yang sekarang dikenal dengan Jalan Ngurah Rai, Jalan Pahlawan dan Jalan Veteran Singaraja serta masuk dalam wilayah Kelurahan Banjar Tegal Kecamatan Buleleng. Rancang bangun Tugu Singa Ambara Raja yang diawali pada tahun 1968 akhirnya dapat dituntaskan pada tahun 1971 dan bertepatan dengan purnamaning sasih katiga, sehari setelah tumpek landep, pada Minggu, 5 September 1971, Tugu Singa Ambara Raja diplaspas dan Bupati Buleleng Hartawan Mataram kala itu meresmikan monumen kebanggaan masyarakat Bali Utara sebagai simbol pendiri Kota Singaraja, Anglurah Ki Barak Panji Sakti. 099/022
disbudbuleleng Lambang Singa Ambara Raja Yupa Padmasana yang berbentuk segi lima : kewajiban falsafah negara RI yaitu Pancasila. Arca Singa-Raja yang
Detailed Reviews Reviews order informed by descriptiveness of user-identified themes such as cleanliness, atmosphere, general tips and location Indonesia209 contributionsAug 2019 • SoloSeru acar bulfest 2019 ini... Acara yg wajib datang....Acara ini mengalahkan acara yg dimiliki oleh ibu kota provinsi.....Berbagai jenis makanan tradisional khas singaraja, pakaian, baju dan kamen tradisional Written August 13, 2019This review is the subjective opinion of a Tripadvisor member and not of Tripadvisor LLC. Tripadvisor performs checks on reviews as part of our industry-leading trust & safety standards. Read our transparency report to learn Singapore4,194 contributionsNov 2018 • Soloシンガラジャのメインストリートから内陸のほうにちょっと行ったところにあるライオンに羽を付けたような感じの像です。シンガラジャのシンガはライオンを意味するらしいので、シンガラジャのシンボルなんでしょうか。Written November 28, 2018This review is the subjective opinion of a Tripadvisor member and not of Tripadvisor LLC. Tripadvisor performs checks on reviews as part of our industry-leading trust & safety standards. Read our transparency report to learn DDenpasar, Indonesia20 contributionsAug 2017 • Familytugu singa ambara raja yang menyambut saat memasuki kota singaraja dari arah bedugul. biasanya di hari minggu merupakan kawasan car free day. banyak tempat makan di sekitar sini, ada taman kota July 18, 2018This review is the subjective opinion of a Tripadvisor member and not of Tripadvisor LLC. Tripadvisor performs checks on reviews as part of our industry-leading trust & safety standards. Read our transparency report to learn Indonesia618 contributionsJun 2017 • SoloTugu ini merupakan lambang kota Buleleng. Tugu ini dibangun untuk mengenang keperkasaan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, yang merupakan penguasa wilayah utara pulau Dewata pada tahun 1660-an. Patung singa ambara raja merupakan sebuah patung singa bersayap yang mencengkeram buah jagung gembal yang melambangkan kekuatan, ksatria, kekuasaan pemimpin Bali yang gagah perkasa. Patung ini ditunjang oleh tugu yang berbentuk bunga teratai. Terletak di pusat kota August 3, 2017This review is the subjective opinion of a Tripadvisor member and not of Tripadvisor LLC. Tripadvisor performs checks on reviews as part of our industry-leading trust & safety standards. Read our transparency report to learn more.
Hotels near Tugu Singa Ambara Raja, Singaraja on Tripadvisor: Find traveler reviews, 5,989 candid photos, and prices for 2,636 hotels near Tugu Singa Ambara Raja in Singaraja, Indonesia.
Detailed Reviews Reviews order informed by descriptiveness of user-identified themes such as cleanliness, atmosphere, general tips and location Indonesia209 contributionsAug 2019 • SoloSeru acar bulfest 2019 ini... Acara yg wajib datang....Acara ini mengalahkan acara yg dimiliki oleh ibu kota provinsi.....Berbagai jenis makanan tradisional khas singaraja, pakaian, baju dan kamen tradisional Written 13 August 2019This review is the subjective opinion of a Tripadvisor member and not of Tripadvisor LLC. Tripadvisor performs checks on reviews as part of our industry-leading trust & safety standards. Read our transparency report to learn Singapore4,194 contributionsNov 2018 • Soloシンガラジャのメインストリートから内陸のほうにちょっと行ったところにあるライオンに羽を付けたような感じの像です。シンガラジャのシンガはライオンを意味するらしいので、シンガラジャのシンボルなんでしょうか。Written 28 November 2018This review is the subjective opinion of a Tripadvisor member and not of Tripadvisor LLC. Tripadvisor performs checks on reviews as part of our industry-leading trust & safety standards. Read our transparency report to learn DDenpasar, Indonesia20 contributionsAug 2017 • Familytugu singa ambara raja yang menyambut saat memasuki kota singaraja dari arah bedugul. biasanya di hari minggu merupakan kawasan car free day. banyak tempat makan di sekitar sini, ada taman kota 18 July 2018This review is the subjective opinion of a Tripadvisor member and not of Tripadvisor LLC. Tripadvisor performs checks on reviews as part of our industry-leading trust & safety standards. Read our transparency report to learn Indonesia618 contributionsJun 2017 • SoloTugu ini merupakan lambang kota Buleleng. Tugu ini dibangun untuk mengenang keperkasaan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, yang merupakan penguasa wilayah utara pulau Dewata pada tahun 1660-an. Patung singa ambara raja merupakan sebuah patung singa bersayap yang mencengkeram buah jagung gembal yang melambangkan kekuatan, ksatria, kekuasaan pemimpin Bali yang gagah perkasa. Patung ini ditunjang oleh tugu yang berbentuk bunga teratai. Terletak di pusat kota 3 August 2017This review is the subjective opinion of a Tripadvisor member and not of Tripadvisor LLC. Tripadvisor performs checks on reviews as part of our industry-leading trust & safety standards. Read our transparency report to learn more.
cstD. uop4q8dtb1.pages.dev/363uop4q8dtb1.pages.dev/268uop4q8dtb1.pages.dev/213uop4q8dtb1.pages.dev/51uop4q8dtb1.pages.dev/121uop4q8dtb1.pages.dev/256uop4q8dtb1.pages.dev/347uop4q8dtb1.pages.dev/275uop4q8dtb1.pages.dev/201
logo singa ambara raja