Berbedadengan baja ringan, di mana material ini merupakan struktur baja dari lembaran atau pelat baja. Proses pembentukannya pun dalam keadaan dingin dan dicetak menggunakan mesin, sehingga ukurannya presisi. Mengingat perbedaan suhu dalam proses pembuatan baja ringan maupun baja konvensional, membuat massa kedua material tersebut berbeda.

Abstract Production produced by CV. Muara Nusantara is mild steel. Mild steel is one of the basic materials for making roofs to protect against erratic weather such as hot and cold conditions. Based on the situation in the CV. Muara Nusantara, it is important to study the production flow chart on CV. Archipelago. The flowchart that is in production at CV. Muara Nusantara is useful for making the production flow easier and faster so that the production process is not too long and in accordance with the desired target. The production process for making mild steel carried out at CV. Muara Nusantara is a stock store safety stock. There are 2 types of machines used in the mild steel production process, namely forming machines and cutting machines. stock. There are 2 types of machines used in the mild steel production process, namely forming machines and cutting machines. The type of process flow used in CV. Muara Nusantara is of the u-shape type which can be seen from the flow chart, the very large area, the placement of the machine and also each division in the light steel production process. References Assauri Sofian 1990. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta Universitas Indonesia Purnomo, Hari, 2003. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta Edisi Pertama, Penerbit Graha. http// diunduh pada tanggal 13 Desember 2015 PDF How to Cite Firdian, M. 2023. Proses Pembuatan Baja Ringan Di CV. Muara Nusantara. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 91, 259-263.
Perludiketahui bahwa proses pembuatan baja ringan sangat tidak ramah lingkungan. Anda juga bisa melihat dari cara pasang baja ringan yang tidak menggunakan bahan-bahan alami. Semua pure buatan manusia. 4. Mengurangi Nilai Estetik Bangunan. Jika Anda menyukai bangunan yang estetik maka material ini bukan pilihan yang tepat.
Mengenal Proses Pembuatan Baja dengan Lebih Dalam Mengenal Proses Pembuatan Baja dengan Lebih Dalam Proses pembuatan baja dilakukan dengan mencampurkan besi dan karbon. Namun, perlu diketahui bahwa baja dan besi merupakan dua hal yang berbeda. Baja adalah logam campuran yang mudah untuk dibentuk, sedangkan besi adalah logam murni yang identik dengan kekerasan sehingga lebih sulit untuk dibentuk. Selain besi dan karbon, di dalamnya terdapat juga tambahan unsur krom, nikel, vanadium, dan molybdenum. Untuk mengetahui berbagai proses lengkap pembuatan baja, simak penjelasan berikut. Anda pasti banyak menemukan produk baja yang digunakan di sekitar tanpa tahu bagaimana sebuah baja dapat terbentuk. Berikut ini merupakan beberapa proses yang dilakukan dalam pembuatan baja 1. Proses Konvertor Proses konvertor dalam proses pembuatan baja dilakukan dengan menciptakan sambungan paku atau las dan terdapat batu khusus di dalamnya sebagai penahan panas saat proses pembentukan baja. Baca Juga Kenali Proses Pembuatan Besi Lebih Dalam Tahapan dari proses konvertor ini diawali dengan pemanasan bijih besi dan karbon, kemudian alat konvertor diletakkan dalam keadaan miring. Hal ini dilakukan agar material yang berada di dalamnya tidak lebih dari ? kapasitas konvertor. Apabila isi material telah sesuai dengan takarannya, Anda dapat meluruskan kembali konvertor. Pastikan tekanan udara yang dikeluarkan melalui kompresor selama proses pengolahan berada pada kisaran 1,5 atm hingga 2 atm. Setelah proses memakan waktu 20 menit hingga 25 menit, balik konvertor untuk mengeluarkan hasil baja dari alat konvertor. 2. Proses Basic Oxygen Furnace BOF Proses basic oxygen furnace atau biasa disebut BOF adalah proses modifikasi dari metode bessemer. Proses bessemer umumnya menggunakan uap air panas untuk membakar sisa zat kotoran. Sedangkan, proses BOF menggunakan oksigen untuk membakar sisa zat kotoran tersebut. Proses BOF dilakukan dengan menggunakan besi cair yang dicampurkan dengan besi bekas, batu kapur, dan oksigen. Selanjutnya, oksigen akan mengikat karbon pada besi kasar secara perlahan hingga mencapai tingkat kekerasan baja yang sesuai. Saat proses pemanasan berlangsung, batu kapur ditambahkan ke dalamnya dan akan mencair lalu bercampur dengan besi cair. Dalam melakukan proses BOF, proses harus dijalankan dengan menggunakan oksigen murni. Keuntungan proses ini adalah waktu yang relatif cepat selama kurang lebih 50 menit dan biaya yang lebih murah. 3. Proses Siemens Martin Proses pembuatan baja selanjutnya adalah siemens martin yang dilakukan pada tungku dengan kapasitas 30 ton hingga 50 ton. Proses ini dilakukan dengan meleburkan baja dalam suhu tinggi yang mencapai Bahan utama yang digunakan dalam proses pemanasan siemens martin adalah besi kelabu yang dilapisi batu silika dan besi putih yang dilapisi batu dolomit. 4. Proses Dapur Kupola Proses dapur kupola adalah salah satu proses pembuatan baja yang digunakan untuk meleburkan besi kasar dan besi bekas agar dapat menjadi baja. Kupola dalam dapur kupola umumnya digunakan secara berdampingan agar proses pemakaian dapat digunakan dengan sistem jika satu tungku mati, tungku lainnya dapat tetap beroperasi. Sebelum material dimasukkan, lakukan pemanasan kubah kupola terlebih dahulu untuk menghilangkan uap cair. Kemudian masukkan arang beserta kokas dan panaskan selama kurang lebih 15 jam. Setelah kokas habis terbakar, barulah dapat memasukkan material berupa besi kasar dan kepingan baja untuk dilakukan pemanasan selama 15 menit, lalu keluarkan dari kupola. Bagaimana Cara Membuat Baja Dengan Menggunakan Blast Furnace? Proses pembuatan baja juga dapat dilakukan dengan blast furnace. Singkatnya, blast furnace adalah tempat peleburan bijih besi saat akan memproduksi logam termasuk baja. Pada proses blast furnace, penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan sebuah baja dibutuhkan jumlah yang besar. Berikut merupakan cara membuat baja dengan blast furnace 1. Memasukkan Komponen Dasar Langkah pertama dalam membuat baja dengan blast furnace adalah memperhatikan komponen utama atau komponen dasar pembuatan baja seperti bijih besi, kapur, dan coke. Coke merupakan bahan bakar utama penggunaan alat blast furnace yang terbuat dari batu bara. Baca Juga Ketahui Apa Itu Blast Furnace dan Cara Kerjanya Selanjutnya, seluruh komponen dimasukkan dan dipanaskan selama beberapa saat hingga cairan besi panas di dalam blast furnace terbagi menjadi 2 bagian. Cairan besi panas ini kemudian di cetak menjadi pig iron dengan kadar karbon hingga 2%. 2. Pembuatan Baja Selanjutnya, hasil cetakan yang berupa pig iron dimasukkan ke tungku utama pembuatan baja atau disebut juga dengan primary steelmaking furnace. Tungku ini dapat berupa tungku oksigen, tungku perapian terbuka, maupun tungku listrik. Proses pembuatan baja tahap ini membutuhkan banyak bahan kimia agar memperoleh kebutuhan bahan baku yang sesuai. Karbon dalam besi cair kemudian akan menimbulkan reaksi terhadap oksigen dan dihasilkan gas karbon monoksida akibat proses tersebut. Gas karbon monoksida harus dikeluarkan dari tungku untuk menghindari terjadinya pembentukan gas pocket saat pendinginan. Proses pengeluaran gas ini dapat dilakukan dengan menggunakan alumunium atau silikon. Hasil dari proses pembuatan baja ini adalah killed steel atau semi killed steel yang kemudian dapat dicetak menjadi slab, bloom, dan billet. 3. Pemanfaatan Baja Setelah baja terbentuk menjadi slab, bloom, dan billet, baja tersebut akan diolah kembali sehingga dapat menghasilkan berbagai produk baja yang dapat digunakan dalam berbagai industri bahkan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh baja dimanfaatkan menjadi rel kereta, pipa, pelat, dan masih banyak lagi. Jadi, itu tadi informasi seputar teknik pembuatan baja dan berbagai proses pembuatan dengan blast furnace dari awal hingga pemanfaatan baja. Sekarang Anda tidak hanya mengetahui berbagai jenis baja saja, tetapi juga berbagai proses pembuatan baja. Seluruh proses pembuatan dapat memengaruhi kualitas baja yang dihasilkan dan juga kualitas dari produk baja yang digunakan dalam industri konstruksi. Jika Anda membutuhkan baja berkualitas untuk pembangunan, Indosteger adalah solusinya. Indosteger memberikan harga hollow baja ringan 4x4 per batang yang ekonomis namun tetap memiliki kualitas unggulan serta terjamin kuat, aman, dan tahan lama. Proses pembuatan baja dan produk yang tersedia pada Indosteger dapat dipastikan ramah lingkungan, maka dari itu hubungi Indosteger sekarang juga untuk pemenuhan seluruh kebutuhan konstruksi Anda. Recent Articles

Rp15.266.500. Dari data perhitungan di atas, maka total kebutuhan biaya untuk pembelian bahan material pembuatan greenhouse baja ringan yaitu kurang lebih sekitar Rp 15.266.500. Kami ingatkan sekali lagi bahwa besaran anggaran biaya tersebut dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung harga material di pasaran.

Bata ringan adalah material bangunan yang terbuat dari adonanpasir kwarsa, semen, kapur, air, dan aluminium pasta sebagai bahan pengembangnya. Proses Pembuatan Bata Ringan Kamu mau tau proses cara pembuatan bata ringan? Berikut di bawah ini penjelasannya yang disertai dengan videonya. Setelah adonan material-material pembuat bata ringan tercampur sempurna, adonan diletakkan dalam cetakan. Kemudian adonan dalam cetakan dibawa ke ruang panas dan ditunggu selama 40 menit agar adonan mengembang. Di dalam ruang panas tersebut, bubuk aluminium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir kwarsa dan air sehingga membentuk gas hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari semula. Di akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Nah, rongga-rongga udara yang terbentuk ini yang membuat beton ini menjadi ringan. Pada proses selanjutnya setelah keluar dari ruang panas, adonan beton ini dipotong sesuai ukuran, kemudian dimasukkan ke autoclave chamber atau diberi uap panas dan diberi tekanan tinggi selama ± 19 jam. Suhu di dalam autoclave chamber sekitar 150 derajat celcius serta dengan tekanan sekitar 12 bar. Hal ini dilakukan sebagai proses pengeringan atau pematangan. Jenis Bata Ringan Batu bata ringan ini ada dua tipe yaitu Autoclaved Aerated Concrete AAC, yaitu bata ringan yang dalam proses pembuatannya lebih mengandalkan reaksi kimia, maksudnya gelembung udara di dalam batu terjadi karena reaksi kimia. Adapun adonan AAC, terdiri dari kapur, semen, air, gypsum, pasir kwarsa dan juga alumunium pasta untuk mengembangkannya alias mengisi udara dengan kimiawi. Cellular Lightweight Concrete CLC, yaitu bata yang pengeringannya dilakukan secara alami. CLC sendiri adalah beton konvensional yang kerikilnya diganti dengan gelembung udara. Ketika prosesnya pun, bata ini steril dari bahan-bahan kimia, artinya si pembuat hanya mengandalkan bahan-bahan busa organic yang memiliki fungsi sebagai media pembungkus udara. Keduanya merupakan generasi baru dari batu bata merah atau bata konvensional. Dan yang paling banyak digunakan dan diminati saat ini adalah yang berjenis Autoclaved Aerated Concrete AAC, karena mempunyai banyak kelebihan dibanding jenis CLC ini. Kedua tipe ini mengusung gagasan yang sama berupa gelembung udara agar beratnya menjadi berkurang. Dalam proses pengeringan, CLC mengandalkan proses alami, sementara AAC menggunakan oven autoklaf dengan tekanan tinggi. Perbedaan proses pengeringan ini menjadi hal yang paling menonjol untuk membedakan kedua tipe tersebut. Proses pembuatannya bisa kamu lihat dan putar pada video Youtube berikut Demikianlah uraian mengenai proses pembuatan bata ringan. Bagi kamu yang hendak membangun sebuah bangunan, info mengenai proses pembuatan bata ringan dan jenis-jenisnya ini sangat penting untuk kamu ketahui. Melalui info ini kamu bisa mempertimbangkan jenis bata ringan yang mana yang hendak kamu gunakan. Bagikan informasi tentang Proses Pembuatan Bata Ringan dan Jenis-Jenisnya kepada teman atau kerabat Anda.
23.1.3 Baja Ringan Material ini sekarang mulai banyak peminatnya karena harganya yang realtif lebih murah, ringan, dan tahan lama. Nah permasalahannya, di pasar bahan bangunan, terdapat banyak jenis bahannya, harga dan merk bahan untuk rangka atap baja ringan ini.

Post Views 1,244 Indonetwork, Bahan Bangunan – Dalam dunia konstruksi, baja ringan merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam sebuah proyek pembangunan. Baja ringan merupakan sebuah material bangunan yang terbuat dari carbon steel dan galvalum yang diolah menjadi besi yang ringan namun kuat. Dalam konstruksi, terdapat beberapa jenis baja ringan yang difungsikan pada rangka bangunan. Jenis tersebut berdasarkan bentuk baja yang dihasilkan dari mesin baja ringan yang digunakan. Jenis baja ringan yang ada saat ini, memiliki fungsi berbeda pada sebuah rangka atap bangunan. Sehingga Anda perlu mengetahui jenis-jenis baja ringan dan fungsinya agar tepat digunakan pada rangka atap atau bagian lain pada bangunan Anda. Baca juga JENIS BAJA PROFIL YANG DIGUNAKAN PADA KONSTRUKSI GEDUNG Jenis Baja Ringan1. Kanal C Baja Ringan2. Reng Baja Ringan3. Baja Ringan Hollow4. Spandek Baja Ringan5. Baja Ringan TasoProses Pembentukan Baja Ringan1. Press Brake2. Roll Forming3. Punching Penyedia Produk Mesin Baja Ringan Jenis Baja Ringan Sebelum menggunakan baja ringan sebagai rangka bangunan Anda, sebaiknya perlu mengetahui jenis-jenis baja ringan sebagai berikut. 1. Kanal C Baja Ringan Sesuai dengan namanya, kanal C baja ringan memiliki bentuk seperti huruf C kaku yang dibentuk dengan mesin baja ringan c truss. Fungsi utama dari jenis baja ringan ini adalah sebagai penyusun rangka atap dan kanopi rumah, gedung, atau bangunan lainnya. Sifatnya yang kuat dan tahan lama terhadap berbagai cuaca, membuat baja ringan kanal C banyak dipilih. 2. Reng Baja Ringan Reng baja ringan merupakan bagian dari atap yang digunakan sebagai tumpuan dari seng atau genteng. Jenis baja ringan yang memiliki bentuk seperti huruf W ini, terbuat dari zinc yang membuatnya tahan terhadap karat. Meskipun reng memiliki bentuk yang tipis, jenis baja ringan ini kuat dan tahan lama terutama pada cuaca ekstrim. 3. Baja Ringan Hollow Hollow merupakan baja ringan yang sering digunakan pada rangka bangunan. Jenis baja ringan ini terbuat dari material baja dengan pelapis aluminium dan zinc. Bentuk ujung jenis baja ringan ini berbentuk persegi dan persegi panjang yang kopong. Keunggulan Baja ringan hollow tahan terhadap korosi, rayap, tidak merambat api, praktis dan mudah pemasangan. 4. Spandek Baja Ringan Baja ringan jenis ini memiliki bentuk seperti lembaran-lembaran yang dibentuk dengan mesin baja ringan spandek. Desain lembaran yang bergelombang membuat jenis baja ringan ini digunakan sebagai penutup atau lapisan luar seperti pada atap rumah atau kanopi. Spandek memiliki keunggulan material yang ringan, kuat, tahan lama, dan anti karat. Namun, baja ringan ini dikenal dengan daya serap panas yang tinggi, sehingga ruang di dalamnya terasa lebih panas. Dan jika cuaca hujan, percikan air pada permukaan spandek akan menyebabkan suara yang bising. 5. Baja Ringan Taso Taso atau truss kaso merupakan salah satu jenis baja ringan yang menjadi alternatif pembuatan rangka atap. Taso memiliki dua bentuk yang disebut profil A dengan bentuk trapesium serta profil B yang berbentuk setengah persegi panjang. Profil A akan mengikat profil B agar dapat berfungsi dengan baik. Taso banyak digunakan karena dapat menguatkan kuda-kuda kerangka, sehingga permukaan atap dapat terpasangan dengan baik pada rangkanya. Proses Pembentukan Baja Ringan Pada pembentukan baja ringan, proses yang digunakan adalah dengan Cold Forming atau pembentukan dingin. Cold forming adalah proses pembentukan atau penempaan logam pada kondisi suhu yang mendekati suhu ruang. Hasil pada proses ini dikenal dengan cold formed section. Pada proses pembentukan baja ringan, terdapat metode yang dilakukan sebagai berikut. 1. Press Brake Pada proses press brake dilakukan penekukan pada plat baja. Plat baja yang diletakkan di dalam alat ini akan ditekuk sisi-sisinya hingga menjadi bentuk yang diinginkan. Kelebihan dari proses ini adalah bentuk profil yang dibuat dapat sesuai dengan keinginan selama alat atau tooling pada mesin baja ringan tersedia. Berkembangnya teknologi membuat alat yang digunakan semakin terprogram agar dapat bekerja dengan baik. Mesin yang digunakan sudah dilengkapi dengan anti-crowning agar bentuk profil yang panjang tidak melengkung akibat proses penekukan. Kekurangan pada proses ini adalah pada aktivitas produksi yang rendah jika secara massal, serta tidak mampu membentuk lekukan kecil. 2. Roll Forming Proses roll forming adalah dengan melewatkan plat baja ke dalam mesin yang terdapat roll hingga tercapai produk yang diinginkan. Pada mesin ini sudah terkomputerisasi, sehingga mampu melubangi dan mencetak label pada ujung profil yang dibentuk. Prosesnya yang cepat dan efektif menjadi salah satu kelebihan pada roll forming. Namun, mesin yang dengan roll set ini tidak dapat digunakan untuk membuat bentuk baja ringan lainnya, sehingga diperlukan mesin baru. 3. Punching Selanjutnya adalah proses pembentukan dengan menggunakan mesin punch atau mesin pond. Lembaran plat baja akan diletakkan diatas die-set yang kemudian dilubangi dan dibentuk dengan tekanan tinggi pada proses punching. Proses ini dilakukan dalam pembuatan komponen kecil atau aksesoris yang terbuat dari baja ringan. Untuk mempercepat proses punching, biasanya dibuatkan sistem progressive. Sehingga proses akan berjalan sesuai dengan urutannya. Baca juga KELEBIHAN MENGGUNAKAN RANGKA KONSTRUKSI BAJA PADA BANGUNAN Penyedia Produk Mesin Baja Ringan Kebutuhan baja ringan dalam industri konstruksi bangunan, mendorong produksi baja ringan dalam jumlah banyak. Sehingga kebutuhan mesin baja ringan berkualitas semakin meningkat karena permintaan pasar yang tinggi. Di PT. Karya Usaha Sukses menyediakan berbagai macam mesin baja ringan. Mesin yang ada disini tersedia untuk berbagai bentuk, mulai dari mesin baja ringan C trus reng, spandek dan lainnya. Bagi Anda produsen baja ringan berbagai jenis seperti kanal C, truss, reng, dan spandek, PT. Karya usaha Sukses adalah pilihan tepat.

Baja terutama yang tahan karat merupakan material konstruksi yang paling banyak digunakan.Pembuatan baja itu sendiri diketahui melalui beragam proses untuk produksi baja dari bijih besi dan scrap. Proses produksi baja yang pertama ialah para komponen dasar yang terdiri dari Iron Ore (Bijih Besi), coke (sebelumnya terbuat dari coal untuk pembuatan steel), dan limestone (tanah kapur) dimasukkan Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis,namun kekuatannya tidak kalah dari baja beberapa macam baja ringan yang terbagi berdasarkan nilai tegangan tariknya tensile strength.Kemampuan tegangan tarik ini umumnya didasari pada fungsi akhir dari baja ringan tersebut. Contohnya untuk berbagai produk struktur seperti rangka atap baja ringan haruslah menggunakan baja ringan dengan tegangan tarik tinggi G550.Namun untuk berbagai produk home appliances misalnya, diperlukan baja ringan dengan tegangan tarik lebih rendah G300,G250,dll dan yang lebih lentur dan lunak sehingga lebih mudah tingkat kualitas dan kuat tariknya tinggi,tak heran baja ringan lebih tipis dan ringan dibandingkan baja G550 bisa diartikan sebagai baja yang mempunyai kuat tarik 550MPa Mega Pascal.Uji kualitas ini hanya dapat dibuktikan di laboratorium. Sudahsemakin banyak produsen Rangka atap baja ringan yang menyesuaikan pembuatan material ini dengan standar Standar Nasional Indonesia (SNI). Spesifikasi Baja Ringan. Sesuai dengan namanya, baja ringan mempunyai berat yang sangat memudahkan proses dalam pembangunan konstruksi. Baja ini lebih fleksibel karena komposisi atom dan molekulnya

proses pembuatan baja, Image via Bicara soal baja pasti selau identik dengan kekuatan. Seperti werkudara yang sangat kuat karena mempunyai tulang sekuat baja dalam kisah pewayangan mahabarata. Secara fakta baja adalah logam yang sangat kuat dan banyak bermanfaat untuk manusia diera modern ini. Baja adalah logam keras yang terbuat dari bahan dasar bijih besi dan besi bekas scrap, dengan karbon sebagai pengeras utamanya. Metode untuk pembuatan baja telah berkembang secara signifikan sejak produksi industri dimulai pada akhir abad ke-19. Pembuatanan baja pada saat ini masih berdasarkan dengan metode seperti proses Bessemer, yaitu bagaimana proses pembuatan baja paling efisien menggunakan oksigen untuk mengatur kandungan karbon dalam besi agar besi menjadi lebih keras dan menjadi baja sebenarnya. Sejarah Penemuan Baja Baja sudah diolah dan digunakan sejak ribuan tahun silam, sebelum ditemukannya baja awalnya berupa biji besi yang belum sekuat baja karena kandungan unsur-unsur kimia yang menyebabkan karbon yang tidak begitu kuat mengikat unsur atom-atom besi pada logam tersebut. Sekitar 3000 SM pada jaman mesir kuno sudah ada teknik untuk peleburan logam, bahkan pada jamam sebelumnya sudah ada pembuatan perhiasan dari besi. Pada zaman Yunani sekitar 1000 tahun SM telah ada perkembangan proses pengerasan besi dengan teknik pemanasan heat treatment untuk pembuatan senjata seperti tombak dan pedang. Pembuatan baja telah ada selama ribuan tahun, namun belum secara resmi diperkenalkan dan dikomersialkan hingga abad ke-19. Pada masa kuno seperti jaman kerajaan jaman dulu, kerajinan proses pembuatan baja adalah dengan proses wadah di dapur pemanasan. Pada masa sejarah peradaban manusia baja hanya telah dibuat dalam jumlah kecil. Namun setelah ditemukan formula pengolahan baja yang lebih baik, yaitu penemuan proses Bessemer pada abad ke-19 dan perkembangan teknologi berikutnya dalam teknologi injeksi dan kontrol proses. Setelah sukses pembuatan baja dengan proses Bessemer yang baru dimulai pada akhir tahun 1850-an, selanjutnya diikuti oleh tungku perapian terbuka. Tahun 1850-an hingga 1860-an, metode pemrosesan bahan baku utama baja dengan proses Bessemer dan proses Siemens-Martin berubah untuk digunakan untuk pembuatan baja untuk industri berat. Produksi baja secara massal telah berperan penting dalam perekonomi dunia dan indikator kunci dari perkembangan pembangunan. Bahan baja kuat dan relatif lebih mudah terbentuk untuk menjadi bahan serbaguna jika dibandingkan dengan besi. Proses Pembuatan Baja Dalam proses pembuatan baja, kandungan senyawa seperti silikon, nitrogen, sulfur, fosfor dan kelebihan karbon dikeluarkan dari besi mentah agar kandungan besi semakin murni dan atom besi semakin terikat kuat. Elemen perpaduan seperti nikel, kromium, mangan dan vanadium ditambahkan pada proses pengolahan untuk menghasilkan nilai yang berbeda dari baja yang dihasilkan. Karbon pada besi bekerja sebagai unsur pengeras, mencegah atom besi untuk teratur dalam keterikatan. Kadar jumlah karbon dan penyebaran perpaduan campuran alloy bahan baku dapat mengontrol kualitas baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga bisa menajdikannya lebih rapuh. Pengertian baja secara ilmiah, baja adalah besi-karbon campuran dengan kadar karbon sampai 5,1 persen, namun alloy dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi. Banyak aspek yang diperhatikan untuk pembuatan baja seperti pembatasan gas-gas terlarut seperti nitrogen dan oksigen serta limbah yang tertahan disebut “inklusi” pada pembuatan baja juga penting untuk menjamin kualitas produk baja. Produk Baja Berdasarkan Komposisinya Berdasarkan komposisi baja yang dioleh, diperoleh beberapa klasifikasi jenis baja seperti baja karbon carbon steel dan baja paduan alloy steel. Kedua jenis baja tersebut juga banyak klasifikasinya lagi beradasarkan proses pembuatan dan kualitas yang dihasilkan. Bentuk jadi produk baja dari bahan karbon seperti pipa baja untuk industri pertambangan, pondasi dan kerangka baja untuk menara dan gedung bertingkat. Sedangkan produk jadi dari baja alloy seperti peluru baja, komponen-komponen mobil seperti cakram rem, velg mobil dan gear. pipa baja Karbon Carbon Steel. Image via Baja diproduksi di dalam dapur pengolahan baja dengan bahan utama besi kasar yang berupa padat maupun cair, besi bekas skrap dan beberapa paduan logam. Inilah beberapa proses yang digunakan dalam pembuatan baja, secara gambaran umum prosesnya adalah seperti berikut ini 1. Proses Konvertor Konvertor adalah salah satu wadah untuk mengolah besi menjadi baja siap untuk diproduksi. Dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling. Pada bagian dalam konvertor dibuat dari batu yang tahan api, batu tahan api tersebut dapat bersifat asam atau basa tergantung dari sifat baja yang akan diolah. Di bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin tuyer sebagai saluran udara penghembus yang disebut sebagai air blast. Terdapat juga penyangga pada konvertor yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal atau vertikal konvertor. Sistem kerja Bahan baku dipanaskan dengan kokas seperti batu bara komposisi karbon sampai ± 1500 derajat C. Konvertor miringkan untuk memasukkan bahan baku baja kurang lebih 1/8 dari volume konvertor. Setelah abhan baku baja masuk, ke=onvertor kembali ditegakkan. Tekanan udara penglolahan berkisar 1,5 – 2 atm di hembuskan dari kompresor. Kemudian setelah 20-25 menit, konvertor di putar balik dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya. Proses Bassemer Asam Pengolahan dengan proses bassemer yaitu lapisan dalam yang digunakan adalah batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam SiO2, Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3. Proses Thomas basa Proses Thomas pada lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [kalsium karbonat dan magnesium CaCO3 + MgCO3]. Bahan baku yang diolah adalah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor P2O5 untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur CaO, 3 CaO + P2O5 Ca3PO42 terak cair 2. Proses Siemens Martin Proses siemens martin diolah didalam dapur pelebur baja yang dapat mencapai suhu tinggi, Proses pengolahan baja siemens martin dibuat oleh dua orang yang bernama Siemen dan Martin, sehingga dapurnya disebut pula dapur siemen martin. Dapur untuk proses siemens martin mempunyai tungku kerja yang diperlengkapi dengan ruang-ruang hawa. Tungku pengolahan ini mempunyai kapasitas 30 – 50 ton, bahan baku yang diolah selain besi kasar juga dapat dimasukkan besi bekas atau besi tua. Jika besi yang dimasukkan mengandung posfor, bahan lapisan dapurnya bersifat basa. Sebaliknya jika besinya tidak mengandung posfor bahan lapisan dalam pada dapurnya bersifat asam. Sistem kerjanya Sistem kerja dengan proses siemens martin menggunakan sistem regenerator dengan suhu mencapai 3000 derajat C. Fungsi dari regenerator adalah Memanaskan gas dan udara untuk menambah temperatur dapur olah. Berfungsi sebagai fundamen / landasan dapur. Menghemat pemakaian ruang di dalam dapur Bahan baku yang bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih. Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika SiO2 sedangkan besi putih dilapisi dengan batu dolomit 40 % MgCO3 + 60 % CaCO3. 3. Proses Basic Oxygen Furnace BOF Proses pengolahan baja dengan proses Basic Oxygen Furnace BOF merupakan modifikasi dari proses Bessemer. Pada proses Bessemer menggunakan uap air panas ditiupkan pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Sedangkan pada proses BOF memakai oksigen murni sebagai ganti uap air. Dapur bejana BOF biasanya berukuran 5 m untuk diameternya dan mampu memproses 35 – 200 ton dalam satu pemanasan. Peleburan baja menggunakan BOF ini juga termasuk proses yang paling baru dalam industri pembuatan baja. Tungku konstruksi relatif sederhana, pada bagian luarnya dibuat dari plat baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api firebrick. Sistem kerjanya Proses BOF menggunakan besi kasar cair 65 – 85% yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama dicampur dengan besi bekas skrap baja sebanyak 15 – 35%, batu kapur dan gas oksigen dengan kemurnian 99,5%. Oksigen akan mengikat karbon yang terdapat pada besi kasar secara berangsur-angsur turun sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Saat proses oksidasi berlangsung terjadi panas yang sangat tinggi sehingga dapat menaikkan temperatur logam cair hingga mencapai diatas 165 derajat C. Saat oksidasi berlangsung, ditambahkan batu kapur yang dimasukkan kedalam tungku. Batu kapur tersebut akan mencair kemudian bercampur dengan bahan-bahan impuritas termasuk bahan – bahan yang teroksidasi sehingga membentuk terak yang terapung diatas baja cair. Ketika proses oksidasi selesai, aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir oksigen diangkat dari tungku. Tungku BOF kemudian dimiringkan, pengambilan sampel baja cair kemidian dilakukan analisa komposisi kimia untuk menilai kadar bajanya. Jika komposisi kimia pada unsur baja telah tercapai maka dilakukan penuangan tapping. Penuangan dilakukan ketika temperature baja cair sekitar 165 derajat C. cara penuangan yang dilakukan yaitu dengan memiringkan perlahan-lahan tungku pengolahan sehingga cairan baja tertuang masuk kedalam ladel wadah tuangan baja cari yang belum dicetak. Di dalam ladel kemudian dilakukan skimming untuk membersihkan terak dari permukaan baja cair. Setalh terak dibersihkan dilakukan proses perlakuan logam cair metal treatment. Keuntungan dari BOF Proses BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen Proses berjalan lebih cepat dan efektif, hanya lebih-kurang 50 menit. Pada dapur olah / tungku tidak diperlukan tuyer pada bagian bawahnya. Filtering zat yang tidak digunakan seperti phosphor dan sulfur dapat dipisahkan dulu daripada karbon Biaya operasional dengan proses BOF relatif lebih murah dengan proses lainnya. menggunkan O2, proses lebih cepat 4. Proses Dapur Listrik Proses pengolahan baja dengan menggunakan dapur listrik adalah metode pengontrol temperatur peleburan dan memperkecil unsur-unsur campuran di dalam baja yang dilakukan selama proses pemurnian. Pada awal pemurnian baja digunakan dapur tungku terbuka atau konvertor. Kemudian ada proses pemurnian lagi yang dilakukan didalam dapur listrik sehingga baja yang diperoleh menjadi lebih berkualitas. Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur listrik busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi. Dapur listrik busur nyala Pada dapur lisrik busur nyala mempunyai kapasitas 25 – 100 ton, dilengkapi dengan tiga buah elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas / atap dapur. Elektroda karbon dapat disetel dan secara otomatis bisa menghasilkan busur nyala sehingga secara langsung dapat memanaskan dan mencairkan logam. Pada dapur modern ini mampu mengolah logam dengan proses asam atau basa. Bagian dalam dapur masih berlapiskan batu tahan api. Bahan olah yang dimasukkan ke dalam dapur adalah besi kasar dan juga logam keras baja atau besi yang terlebih dahulu diketahui komposisinya. Apabila dilakukan proses basa pada pengolahan baja, maka akan terjadi oksidasi terak dari kapur yang ditambahkan untuk mereduksi unsur-unsur campuran. Selanjutnya diperoleh pemisahan terak mengandung kapur dari baja cair. Untuk mencegah oksidasi ditambahkan lagi logam campur pada logam baja yang telah diolah sebelum dikeluarkan dari tungku. Dapur induksi frekuensi tinggi Dapur listrik dengan cara induksi frekuensi tinggi ini terdiri dari kumparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan batu tahan api. Tenaga yang dialirkan dari listrik akan menghasilkan arus listrik yang bersirkulasi di dalam logam sehingga menyebabkan terjadinya pencairan. Setelah bahan baku logam mencair selanjutnya peran arus listrik yaitu untuk membuat gerak mengaduk secara berputar. Kapasitas isi dari dapur jenis ini adalah 350 kg – 6 ton, pada umumnya dapur ini digunakan untuk meproduksi baja paduan alloy steel yang khusus. Keuntungan Dengan Busur Listrik Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat Temperatur dapat diatur Lebih efisien dalam pengolahannya Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitas baja lebih baik Kerugian akibat penguapan sangat kecil Baca juga Proses Terjadinya Petir 5 Proses Dapur Kupola Cupola Furnace Dapur Cupola Cupola Funace digunakan untuk peleburan besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang, pada umumnya digunakan untuk menghasilkan peleburan sehari-hari berdasarkan pada kapasitas dari pabrik foundry. Cupola kubah-kubahnya biasanya dioperasikan secara berpasangan, jadi pemeliharaannya bisa diatur pada satu kubah dankubah yang lainnya tetap bisa beroperasi, demikian seterusnya secara bergantian. Sistem kerjanya Dilakukan pemanasan terlebih dahulu pada kubah agar bebas dari uap cair. Bahan bakar berupa arang kayu dan kokas dinyalakan selama ± 15 jam. Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah dengan blower. Setelah kokas terbakar habis kemudian dimasukan kepingan baja dan besi kasa. Setelah beberapa menit 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran. Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar pospor dan sulfur, kemudian ditambahkan batu kapur CaCO3 dan akan terurai lagi dengan reaksi kimia dan terakhir menghasilkan gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain. Proses terkahir saat di dalam dapur setelah pembersihan terak diatas cairan dari dalam dapur selanjutnya adalah mengeluarkan baja cair yang ditampung panci panci untuk dibawa ke tempat penuangan besi atau baja. Penerapan Baja dalam Kehidupan Manfaat pembuatan baja telah memainkan peran penting pengembangan masyarakat teknologi modern. Produk baja yang banyak kita temui seperti yang digunakan untuk kerangka-kerangka bangunan besar dan kerangka jembatan. Bahan baku utama terbuat dari baja karena keunggulan dan kekutananya. Kontruksi Baja untuk Kerangka Gedung Bertingkat. Image via Pondasi Jembatan dari Baja. Image via Jembatan Selat Penghubung Antar Pulau Dibangun Dengan Baja. Image via Rel Kereta Api yang Kuat Terbuat dari Bahan Baja. Image via Sumber

Pembuatanbata ringan dapat dibagi menjadi dua metode. Yakni dengan cara kimiawi atau Autoclave Aerated Concrete (AAC) dan cara mekanis atau foamed concrete atau cellular concrete. Keduanya tentu saja mempunyai beberapa perbedaan. Silakan simak penjelasan singkat di bawah ini.
Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan baja ringan adalah Carbon Steel, Carbon Steel adalah baja yang terdiri dari elemen-elemen yang persentase maksimum selain bajanya sendiri, unsur penyusunnya adalah sbb a. 1,70% Carbon b. 1,65% Manganese c. 0,60% Silicon d. 0,60% Copper Saya coba tulis pengertian masing-masing bahannya ya… a. Carbon adalah Unsur kimia dengan nomor atom 6, tingkat oksidasi 4,2 b. Manganese adalah Unsur kimia dengan nomor atom 25, tingkat oksidasi 7,6423 Catatan Carbon dan Manganese adalah bahan pokok untuk meninggikan tegangan strength dari baja murni. Penambahan persentase Carbon akan mempertinggi Yield Stress, akan tetapi mengurangi daktilitas. Baja ringan adalah Baja High Tensile G-550 Minimum Yeild Strength 5500 kg/m2 dengan standar bahan ASTM A792, JIS G3302, SGC 570. Coating, Teknik Melapisi Baja agar Tahan Karat Melindungi material baja dengan mutu tinggi dari korosi, bahan tersebut harus diberikan lapisan pelindung coating secara memadai. Berbagai metode untuk memberikan lapisan pelindung guna mencegah korosi pada baja mutu tinggi telah dikembangkan. Jenis coating pada baja ingan yang beredar di pasaran Galvanize Zn adalah coating yang sekitar 99% unsur coatingnya adalah Seng Zn. Untuk itu ada yang mengatakan coating ini sebagai BJLS atau Baja Lapis Seng. Galvalume, atau sering juga di sebut sebagai Zincalume Dikembangkan sejak tahun 1985, menggunakan lapisan pelindung yang terdiri dari 96% zinc, 6% alumunium, dan 3% magnesium Galvalume, Zincalume, Alumunium-Zinc Alloy Coating 45% Zn + 55%Al. Coating ini menggunakan paduan Seng sebanya 45% dan Alumunium sebanyak 55% atau Alumuniumnya lebih banyak daripada Sengnya. Zinc+ Alumunium+ Magnesium. Coating gabungan ZAM adalah coating yang terakhir dikembangkan oleh Jepang dengan adanya tambahan unsur Magnesium. Unsur Magnesium yang ditambahkan berbeda kadarnya sesuai dengan perusahaan pengembangnya. Mengapa menggunakan unsur yang berbeda? Tujuan penggunaan unsur yang berbeda dalam suatu coating adalah untuk meningkatkan ketahanan karatnya tanpa perlu menambahkan ketebalan yang berlebih. Misalnya jika ingin menambahkan ketahanan karat Galvanize hingga 6x-nya, maka kita cukup menggantikan coatingnya dengan jenis Galvalume, karena dengan ketebalannya yang sama, galvalume dapat lebih tahan hingga 6x dibandingkan galvanize. Daripada meningkatkan ketebalan galvanize 6x lebih tebal dan lebih berat, lebih baik mengganti dengan paduan unsur lain. Demikian halnya dengan ZAM dengan ketebalan yang sama, maka kekuatannya bisa mencapaik 10x hingga 20x dibandingkan galvanize. Tahan Karat atau Anti Karat? Secara awam sering banyak yang memahami bahwa coating baja ringan adalah material yang anti karat, atau tidak dapat berkarat sama sekali. Seperti halnya bahan metalik lain material baja dan coatingnya akan mengalami korosi. Jadi material ini tidak anti karat. Namun demikian yang dimaksud dengan material tahan karat adalah material ini akan terkorosi dalam jangka waktu yang cukup panjang untuk menghabiskannya, dengan asumsi durasi korosi yang dialaminya adalah akibat karat atmosfir. Tugas utama dari material coating adalah untuk mengorbankan diri supaya baja yang bertugas menahan struktur tidak berkarat/terkorosi sehingga ketebalan baja tidak berkurang, dan yang akan terkorosi adalah bahan coatingnya yang lebih elektronegatif daripada baja. Terdapat juga baja anti karat atau biasa disebut juga Stainless Steel tetapi jarang digunakan di Indonesia. Cara Kerja Coating Prinsip kerja coating ada dua Sebagai penghalang / barrier, dengan adanya coating di bagian luar, maka coating berfungsi sebagai pagar’ terhadap serangan luar yang akan menyebabkan baja berkarat. Namun demikian, pada aplikasinya, coating ini akan jebol pagar’nya atau pertahanannya akibat proses pada baja seperti pemotongan, goresan, atau pelubangan. Di sinilah peran bahan metalik yang lebih elektronegatif untuk mengorbankan diri terkorosi sehingga bajanya tidak berkarat. Metode Pembentukan Baja Ringan Secara umum hanya dikenal proses pembentukan baja dengan metode hot rolled atau di istilahkan canai panas. Di dalam proses ini biasanya balok baja dipanaskan dalam suhu tinggi kemudian melalui serangkaian rol baja akan dibentuk menjadi sesuai keinginan, misalnya baja profil IWF, H-Beam, dll. Untuk baja tipis atau baja ringan, proses yang dikenakan dikenal dengan pembentukan dingin atau Cold Forming dan hasilnya biasa dikenal dengan Cold Formed Section. Dalam pembentukan ini pelat baja dalam konsdisi suhu kamar akan dibentuk. Metode pembentukan yang biasa dilakukan adalah 1. Press Brake Proses pembentukan press-brake dilakukan menekuk pelat baja. Pelat baja diletakkan ke dalam alat ini dan ditekuk bagian-bagiannya secara bertahap hingga menjadi bentuk yang diiingkan. Kelebihan dari proses ini adalah bentuk profil dapat dibuat sesuai keinginan selama alat atau tooling tersedia. Apalagi dengan alat yang moderen yang terkomputerisasi, mesin press-brake sudah menjadi mesin CNC dengan adanya lengan penahan yang akan bergerak sesuai dengan bentuk yang telah di-masukkan ke dalam program. Mesin baru ini juga telah dilengkapi anti-crowning sehingga bentuk profil yang panjang tidak akan melengkung akibat proses penekukan. Kekurangan proses ini adalah dalam produktivitas menghasilkan produk dan tidak mampunya membentuk tekukan kecil yang terhalang oleh tekukan lain. Produktivitasnya sangat rendah jika ingin membentuk profil secara masal, karena prosess untuk pembuatan satu bentuk harus diulang-ulang tekukannya. 2. Roll Forming Proses roll forming dilakukan dengan melewatkan pelat baja ke dalam serangkaian roll hingga produk yang diinginkan tercapai. Mesin roll forming yang baru sudah terkomputerisasi sehingga dapat melubangi, dan mencetak label di ujung proses setelah profil terbentuk. Produktivitas proses roll forming sangatlah tinggi sehingga dalam waktu singkat profil dapat segera terbentuk, itulah kelebihannya. Namun kekurangannya adalah satu mesin dengan roll set yang telah disiapkan hanya dapat membuat satu bentuk yang telah ditetapkan sehingga harus memesan mesin baru jika menginginkan bentuk baru meski hanya sekedar menambah tekukan atau lipatan. 3. Punching Proses ketiga adalah proses pembentukan dengan menggunakan mesin punch atau mesin pons. Pelat baja disimpan di atas die-set dan kemudian proses punching dengan tekanan tinggi akan melubangi dan membentuk pelat baja tersebut. Proses ini biasa dilakukan pada pembuatan aksesoris atau komponen-komponen kecil dari baja ringan. Proses pembentukan suatu aksesoris biasanya akan melibatkan beberapa tahapan proses punching, sehingga untuk mempercepat prosesnya biasanya dibuatkan sistem progressive. Dengan cara ini proses punching akan berjalan secara berurutan melakukan berbagai tahapan pembentukan dengan die-set yang sudah tersusun secara berurutan juga Dari semua proses tadi, saat ini telah banyak dihasilkan baja-baja ringan yang bermutu, baja-baja ringan tersebut banyak diterapkan di dalam berbagai industri. Mulai dari untuk prebaotan rumahan hingga struktur pelengkap bahan bangunan yang super besar. Itulah informasi tentang bahan dasar baja ringan, serta teknik pembuatan serta pembentukannya. Semoga bermanfaat. 3cc1Ip.
  • uop4q8dtb1.pages.dev/340
  • uop4q8dtb1.pages.dev/273
  • uop4q8dtb1.pages.dev/364
  • uop4q8dtb1.pages.dev/108
  • uop4q8dtb1.pages.dev/80
  • uop4q8dtb1.pages.dev/108
  • uop4q8dtb1.pages.dev/66
  • uop4q8dtb1.pages.dev/169
  • uop4q8dtb1.pages.dev/96
  • proses pembuatan baja ringan